MAMUJU – Sebanyak 53 warga di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) terjangkit Demam Berdarah Dengue atau DBD dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, Alamsyah. Menurutnya, semua kasus itu terjadi dari periode Januari hingga Maret 2023 ini. Jumat, (31/3)
“Jumlah kasus Januari-Februari itu 38 kasus. Di bulan ini (Maret, red) kembali terjadi penambahan 15 kasus sehingga totalnya menjadi 53 kasus,” ujar Alamsyah.
Alamsyah menjelaskan, penyebaran kasus itu terjadi di tiga kecamatan. Masing-masing kecamatan Simboro 30 kasus dan kecamatan Mamuju 15 kasus. Sementara kasus lainnya berada di Kecamatan Kalukku.
Alamsyah membeberkan, tingginya kasus DBD di Mamuju dipengaruhi keadaan cuaca. Musim pancaroba yang belakangan melanda Mamuju membuat nyamuk aedes aegypti berkembangan biak dengan baik.
“Awal tahun ada peningkatan kasus karena pencaroba, musim penghujan. Banyak air yang tergenang di saluran, penampungan, dan got karena tersumbat. Akibatnya terjadi pembentukan telur nyamuk di sana,” kata Alamsyah.
Meminimalisasi kasus baru, Dinas Kesehatan telah memasifkan pembasmian nyamuk melalui fogging. Bahkan Fongging tersebut dilaksanakan di daerah lain yang tidak terdapat kasus DBD nya. Selain itu, ada juga pembagian abate kepada seluruh warga. Abate digunakan untuk membunuh jentik nyamuk yang berada di genangan air milik warga. Baik penampungan air, atau bahkan kolam ikan.
“Penggunaannya satu sendok makan dicampur 100 liter air. Bukan di air minum yah,” sebutnya.
Kabid P2P Dinkes Mamuju menjelaskan, tenaga kesehatan lingkungan di faskes dan petugas DBD serta tim Dinkes Mamuju juga aktif memberikan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat. (ADV)
Komentar