oleh

PERMA P.U.S Majene: Copot Kadispora Sulawesi barat

banner 728x90

Terbitsulbar.com MAMASA – Seminggu ini kita dikagetkan dengan polemik di publik terkait dengan gagalnya kristina siswa SMAN 1 MAMASA asal desa Salutabang kecamatan Bambang, untuk menuju istana sebagai Paskibaraka mewakili sulawesi-barat.

Polemik ini sudah viral di media sosial dan dijadikan bahan diskusi yang hangat di beberapa group khususnya di Mamasa.

Hingga persoalan ini sudah mulai tayang di beberapa tv nasional dan menjadi trending topik di salah satu group Warkop to Mamasa di kabupaten Mamasa.

Menyikapi kasus ini Persatuan Mahasiswa Pitu Ulunna Salu Majene (PERMA P.U.S MAJENE) tentu punya pandangan dan pernyataan sikap terkait hal ini yang diduga kuat sarat akan politisasi dan nepotisme yang terjadi di dalam tubuh dispora sulawesi barat.

Baca juga: GEMA PUS Makassar, Mosi Tidak Percaya Kadispora Provinsi Sulawesi-Barat

Ketua PERMA P.U.S Majene Erdi Olins Febrianto saat di konfirmasi via WhatsApp menjelaskan beberapa point yang menjadi konsen dalam menanggapi hal tersebut.

1. Menjelang keberangkatan ke jakarta, kristina dinyatakan positif Covid 19 melalui tes PCR, dan ternyata tidak ada perhatian  dari pihak dispora provinsi maupun kabupaten, dibuktikan dengan kristina yang pulang ke mamasa menggunakan mobil penumpang dan isolasi mandiri hanya di koss nya tanpa kontrol dari pihak terkait.

2. Setelah dinyatakan gagal ke jakarta pihak Dispora sulawesi barat langsung menunjuk pengganti kristina tanpa memperhatikan cadangan yang sudah ada yaitu siswa dari pasangkayu, dan hal ini diduga kuat terjadi malprosedur yang dilakukan pihak Dispora provinsi sulawesi-barat.

3. Setelah beberapa hari isolasi mandiri, pihak keluarga dan kristina melakukan tes PCR ulang dan dinyatakan negatif Covid19, hal ini menimbulkan berbagai spekulasi ditengah publik.

4. Tidak adanya transparansi data dan informasi yang dilakukan pihak Dispora provinsi terkait dengan hasil tes PCR dan pengganti kristina yang bukan dari cadangan sesuai surat keputusan tim seleksi.

Baca juga: Begini Tanggapan Kristina Bersama Keluarga Terkait Dibatalkannya Jadi Paskibraka

Menurut Erdi Olinsa, hal-hal diatas sangat disyangkan karena dapat merusak mental dan semangat generasi sulbar dan mamasa serta dapat menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap sistem yang sedang dijalankan oleh pihak dispora sulbar.

Erdi  mengatakan bahwa  Persatuan Mahasiswa Pitu Ulunna Salu kab. Majene mengeluarkan pernyataan sikap untuk menuntut agar DPRD provinsi Sulbar melakukan evaluasi terhadap kerja-kerja Dispora sulbar sebagai wujud dari fungsi pengawasan.

Ia juga Menuntut DPRD kabupaten mamasa untuk mengevaluasi kinerja pihak dispora kabupaten mamasa.

“Kami meminta Dispora provinsi sulawesi barat dan dispora kabupaten mamasa memberikan pendampingan terhadap adik kristina untuk memulihkan semangat”.pinta Erdi

Baca juga: Profil Singkat Kristina, Peserta Paskibraka Gagal ke Istana Negara

Selain itu Erdi menuntut Pemprov sulbar agar mencopot Kadispora sulawesi barat dan meminta Polda sulbar untuk mengusut hal ini, jika dianggap terjadi pelanggaran hukum yang dilakukan pihak-pihak terkait.

Erdi mengungkapkan bahwa langkah-langkah taktis yang bisa dilakukan jika diperlukan adalah mengadukan hal ini ke pihak Ombudsman Sulawesi barat.

“kami berharap polemik ini tidak dijadikan politisasi oleh pihak-pihak tertentu karena akan menimbulkan polemik yang lebih jauh jika demikian”.Tutup Erdi ( Sukir L Bayan )

image_pdfimage_print

Komentar

Kabar Berita Populer