Kabid Kesmas Dinkes Mamuju Sebut, Program Aksi Bergizi dan Pengawasan Ibu Hamil Bisa Atasi Stunting.
MAMUJU – Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Mamuju terus berupaya dalam menurunkan angka stunting di kabupaten Mamuju Sulawesi barat.
Melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas kesehatan Mamuju, Dewi Sundari menuturkan hal tersebut tidak lepas dari adanya peningkatan stunting.
Menurut Dewi Sundari, berdasarkan data EPPGBM, ada peningkatan yang terjadi di posyandu pada tahun 2021 dengan angka 30,4 persen dan 33,8 persen di tahun 2022. Hal ini dikatakan Dewi Sundari di ruang kerjanya. Selasa, (11/4).
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes kabupaten Mamuju itu menjelaskan, EPPGBM tersebut merupakan alat rekam medis kepanjangan dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat.
Ia mengatakan, meski angka prevalensi stunting di Mamuju berada di bawah angka stunting Sulbar yakni 35 persen secara keseluruhan, namun Dinkes Mamuju akan memperketat intervensi penanganan stunting mulai dari desa.
“Kami lakukan spesifik kepada yang diduga stunting dan kegiatan kontrol di luar dari kesehatan,” tutur Dewi Sundari
Dewi Sundari juga menyebutkan, dari data penelitian, penyembuhan anak stunting baru sekira 40 persen artinya pekerjaan kita dalam menangani Stunting masih banyak.
Dewi mengungkapkan, jumlah balita Mamuju secara keseluruhan mencapai 23 ribu jiwa, diantaranya masih terdapat yang masuk kategori stunting. Sementara, maksimal masa penyembuhan hanya sampai umur lima tahun.
“Di atas umur itu sudah susah tapi tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat yang terus ingin sehat,” imbuhnya
Adapun beberapa program yang dijalankan saat ini salah satunya yakni Program Aksi Bergizi dengan target siswa-siswi sekolah. Kemudian, mengawasi ibu hamil agar tidak melahirkan anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
“Kedua program ini sejak remaja, apabila bisa terus digalakkan tentunya akan berdampak positif.” tutup Kabid Kesmas Dinkes Mamuju, Dewi Sundari. (ADV)