MAMASA – Sejak COVID-19 mulai masuk di Indonesia pada bulan maret 2020 lalu dan menyebar kemana-mana, mengakibatkan berbagai sektor terdampak. Tidak hanya sektor perkonomian perusahaan besar tetapi juga menyeret sektor perekonomian usah mikro kecil dan menengah (UMKM) pun ikut terdampak.
Menurunnya penjualan pengaruh COVID-19 juga dirasakan oleh pelaku usaha mikro dan menegah (UMKM) oleh Renos Rombe Langi yang memiliki usaha Konter Foto Copy dan perlengkapan ATK di Sumarorong, Kabupaten Mamasa SulBar.
Renos Rombe Langi’ (34) adalah pemilik usaha konter foto copy dan perlengkapan ATK di Sumarorong, Mamasa. Usaha konter foto copy dan perlengkan ATK mulai di kelola sejak tahun 2014 lalu.
Dia mengaku, dampak dari virus corona berdampak pula pada usaha yang dikelolanya yaitu bergerak di bidang jasa, yakni kurangnya permintaan sejak adanya virus corona sehingga mengakibatkan pendapatan yang diperoleh dari usaha Foto copy dan Perlengkapan ATK terus menurun.
“Usaha saya mengalami penurunan/kerugian sejak adanya COVID-19 karena kurangnya pelanggan/pembeli. Dimana pelanggan saya kebanyakan dari anak sekolah dan permintaan kebutuhan ATK ke berbagai kantor namun kegiatan belajar mengajar dan kantor kebanyakan tutup dan melaksanakan kegiatan dari rumah sehingga kebutuhan ATK berkurang,” Ujar Renos
Dengan ditetapkannya pembelajaran online, kebutuhan sekolah dan siswa siswi seperti alat tulis menulis beralih menggunakan alat elektronik seperti hp dan laptop yang kebutuhan paling utamanya yaitu kuota internet. Sehingga yang lebih diutamakan dalam pembelajaran sekarang adalah kuota internet.
“Sampai saat ini saya mengalami kerugian dan tidak mampu membayar cicilan pinjaman baik dari bank maupun dari koperasi simpan pinjam yang saya tempati meminjam modal,” Ujar Renos
Kurangnya pemasukan dan berkurangnya pembeli menyebabkan penghasilan Renos menurun, sehingga kebutuhan sehari-hari tidak dapat terpenuhi dan cicilan pinjaman untuk modal juga tidak dapat lagi terbayarkan dengan tepat waktu, sehingga harus mencari alternatif lain kususnya dalam mengelola keuangan sehingga kebutuhan dan cicilan pinjaman tetap dapat terpenuhi meskipun penghasilan terus menurun karenamelihat perkembangan dari corona virus yang terus meningkat.
“Barang-barang saya juga banyak yang rusak karena kadaluwarsa,” Tuturnya
Kurangnya pembeli juga menyebabkan banyak barang-barang yang rusak karena terlalu lama disimpan dan tidak ada yang membeli, sehingga kerugian bahkan sampai berlipat-lipat. Jadi, banyak barang-barang yang terpaksa di ganti dengan yang baru karena sudah rusak.
Selama COVID-19, pengeluaran tidak lagi sebanding dengan pemasukan, jumlah pengeluaran lebih banyak, karena harus membeli barang-barang baru lagi.
“Berharap dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar virus corona segera hilang serta kami diberikan kesehatan selalu. Kemudian kami juga mengharapkan bantuan dari pemerintah atas kebijakannya dalam memberikan bantuan modal dan upaya-upaya lain dalam mengatasi masalah ekonomi,” pintah Renos
Renos berharap, aelain upaya pemerintah dalam pencegahan penularan COVID-19, perhatian pemerintah juga harus ditingkatkan pada perusahaan-perusahaan dan khususnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Tulisan oleh:
Elsayanti Bongga Unda’, Ignatius Soni Kurniawan (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa)
Komentar