MAMUJU, Terbitsulbar.com – Pada debat publik pertama, calon Bupati Mamuju nomor urut satu, Ado – Damris, dinilai gagal memaparkan konsep “Mamuju Baru” secara jelas kepada masyarakat.
Juru bicara pasangan Tina-Yuki, Arnol Topo Sujadi menyampaikan, fokus Ado yang lebih banyak menyerang lawan dari pada menjelaskan program dan visi misi, membuat konsep “Mamuju Baru” yang diusungnya terasa kabur dan tidak konkrit.
Menurut Arnold, masyarakat Mamuju membutuhkan pemimpin yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga memiliki visi yang jelas dan rencana konkret untuk membawa perubahan positif.
“Alih-alih memanfaatkan waktu untuk menjelaskan visi ‘Mamuju Baru’ yang katanya akan membawa perubahan, Pak Ado justru lebih sibuk melontarkan kritik kepada pasangan kami,” ujarnya, Selasa, 5 November 2024.
Arnold juga menambahkan bahwa dalam debat, momen berharga tersebut seharusnya digunakan untuk menyampaikan rencana kerja yang terukur, termasuk langkah-langkah strategis dalam pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan publik, serta tata ruang yang lebih baik. Sayangnya, pasangan calon dengan jargon “ADAMI” dinilai lebih memilih untuk fokus pada kritik ketimbang memperkenalkan gagasan yang jelas dan solusi nyata bagi kemajuan Mamuju.
“Ini bukan hanya soal retorika. Masyarakat ingin mendengar rencana yang nyata dan bisa diwujudkan. Konsep ‘Mamuju Baru’ terdengar menarik, tapi tanpa penjelasan dan rincian yang jelas, masyarakat sulit memahami apa yang sebenarnya akan mereka bawa untuk Mamuju,” tegas Arnold.
Ia mengakui, kepemimpinan Sutinah Suhardi memang berat sebab ia bekerja sendiri tanpa wakil Bupati. Wakil Bupati sama sekali tidak mengambil peran untuk melaksanakan tanggungjawabnya.
“Saya kira semua orang tau, kalau ibu Bupati (Sutinah, red) menjalankan roda pemerintahan sendiri, pak Ado Mas’ud tidak pernah mau mengambil peran. Kalau dia (Ado, red) merasa tidak difungsikan, toh juga selama ini pak Ado tidak pernah menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah diberi ruang. Dan ibu Sutinah tidak mungkin tidak memberi ruang ke wakilnya,” ucap Arnol.
Mestinya kata Arnol, selama kepemimpinan Presiden Jokowi yang juga berasal dari Partai PDIP sama dengan Ado Mas’ud bisa mengambil peran untuk mendatangkan program-program dari pemerintah pusat ke daerah. Tapi toh kan hasilnya Nol besar.
“Wakil bupati ini mestinya sadar dirilah, dia sudah mengerjakan apa selama jadi wakil Bupati. Kita tidak melihat sama sekali, dan semua masyarakat tahu itu,” tegasnya.
Arnold berharap, dalam debat-debat selanjutnya, pasangan ADAMI bisa lebih memfokuskan pada gagasan dan solusi yang konkret, agar masyarakat Mamuju mendapatkan gambaran yang jelas mengenai program yang akan mereka jalankan. Baginya, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa kandidat yang dipilih mampu memberikan perubahan yang bermakna dan tidak sekadar mengandalkan retorika kosong.
“Pemimpin yang baik adalah yang mengedepankan gagasan dan solusi, bukan yang hanya mencari kesalahan lawan. Kami percaya bahwa visi ‘Mamuju Keren’ yang diusung Tina-Yuki memberikan gambaran yang nyata dan dapat diwujudkan, dibandingkan dengan konsep ‘Mamuju Baru’ yang hingga kini belum jelas arah dan tujuannya,” tutup Arnold.
Melalui pernyataan ini, tim Tina-Yuki mengajak masyarakat untuk lebih kritis dalam melihat visi dan program yang diusung oleh setiap pasangan calon. Pilihan pemimpin bukan hanya tentang siapa yang pandai berbicara, tetapi siapa yang benar-benar punya rencana jelas untuk kesejahteraan Mamuju. (*/Ts)
Komentar