oleh

Fokus Menyerang Pada Debat Perdana, Paslon ADAMI Dengan Slogan “Mamuju Baru” Dinilai Tak Punya Konsep Jelas.

banner 728x90

MAMUJU, Terbitsulbar.com – Debat perdana Pilkada Mamuju yang diselenggarakan oleh KPU di Ballroom Hotel Maleo, Sabtu (2/11/2024), berlangsung dengan penuh dinamika dan tensi politik yang tinggi.

Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi dan Yuki Permana, berhasil menangkis serangan demi serangan yang dilontarkan pasangan Ado Mas’ud dan H. Damris, atau yang dikenal dengan Paslon ADAMI.

Meski banyak mengkritik, pasangan ADAMI belum menampilkan konsep konkret dari visi “Mamuju Baru” yang diusungnya.

Ado Mas’ud, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati bersama Sutinah, membuka kritik tajam terkait sejumlah program pemerintahan Sutinah, termasuk program Kartu Mamuju Keren (KMK).

Ado menyebut KMK sebagai “produk gagal” dan menyarankan agar program ini tidak lagi dijalankan pada periode mendatang jika Sutinah kembali terpilih.

Selain itu, Ado mengkritik pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Mamuju, meskipun data dari Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri menunjukkan bahwa Kabupaten Mamuju berada pada peringkat tertinggi SPM di Sulawesi Barat.

Salah satu poin yang diangkat oleh Ado adalah keluarnya Nota Dinas oleh Kepala Dinas Pendidikan tanpa persetujuan Bupati.

Menurutnya, hal ini menunjukkan kurangnya koordinasi dalam pemerintahan. Namun, Sutinah dengan tenang menjelaskan bahwa Nota Dinas tersebut dikeluarkan untuk mengisi kekosongan jabatan saat dirinya tidak berada di tempat.

“Jika Bupati sedang di luar kota, seharusnya wakil dapat menjalankan tugas tersebut. Namun, sering kali Pak Wakil juga tidak berada di kantor, sehingga Kepala Dinas harus mengambil tindakan sesuai kewenangan,” jelas Sutinah.

Menanggapi serangkaian serangan yang diarahkan kepadanya, Sutinah dengan mantap menegaskan bahwa program-program yang telah dijalankan di bawah visi “Mamuju Keren” memiliki dampak positif bagi masyarakat, khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, dan UMKM.

Menurutnya, KMK bukan sekadar kartu, tetapi bagian dari komitmen untuk memastikan akses yang inklusif dalam pelayanan dasar bagi seluruh warga Mamuju. Keberadaan KMK justru mencerminkan visi pemerintah untuk pelayanan yang lebih merata dan terjangkau.

Ketua Koalisi Mamuju Keren, Syamsuddin Hatta, turut memberikan pandangannya seusai debat. Menurutnya, kemampuan Sutinah-Yuki dalam menjawab berbagai kritik menunjukkan kesiapan dan kematangan mereka untuk melanjutkan kepemimpinan di Mamuju.

“Saya melihat pasangan Sutinah-Yuki tetap tenang dan mampu menjelaskan secara detail capaian mereka sesuai dengan data yang fakta yang ada. Ini menunjukkan bahwa mereka punya visi dan komitmen yang jelas untuk melanjutkan pembangunan Mamuju,” ujar Syamsuddin Hatta yang juga saat ini menjabat ketua DPRD Mamuju.

Meskipun Ado Mas’ud banyak mengkritik program petahana, Syamsuddin Hatta menilai Pasangan Calon ADAMI belum menampilkan konsep konkret dari visi “Mamuju Baru” yang mereka tawarkan. Sepanjang debat, fokus utama pasangan calon ADAMI lebih kepada kritikan dari pada menyampaikan program atau strategi baru bagi Mamuju ke depan.

“Paslon nomor urut 2, tidak memberikan konsep yang jelas dalam debat tadi. Mereka selalu mengkritik program-program ibu Sutinah. Tapi kalau ada program yang berhasil, dia juga ikut mengklaim bahwa itu juga merupakan hasil kerjanya sebagai Wakil Bupati,” ungkap Syamsuddin Hatta.

Dalam sesi akhir debat, Ado bahkan mengakui bahwa keberhasilan program Mamuju Keren adalah hasil kerja bersama dengan Sutinah sebagai bagian dari pemerintahan saat ini.

Pengakuan Ado Mas’ud atas keberhasilan program Mamuju Keren semakin memperkuat posisi pasangan Sutinah-Yuki, yang dianggap berhasil membuktikan komitmen dan pencapaian nyata untuk Mamuju. Pendukung pasangan Sutinah-Yuki merasa semakin yakin bahwa petahana mampu melanjutkan visi pembangunan berkelanjutan di Mamuju tanpa perlu bergantung pada slogan tanpa konsep yang jelas. (*/Ts)

image_pdfimage_print

Komentar

Kabar Berita Populer